ArtikelBeritaLumbung Pustaka

Buku Asyik : Hidup itu murah, yang mahal gengsi kita

Malang, 06/11/2024

Nawak Dispussipda, kemajuan teknologi dan gencarnya media sosial masa kini ternyata sedikit banyak berpengaruh terhadap kesehatan mental kita. Orang yang kurang bijak dalam penggunaan media sosial akan mudah berpikiran negatif ketika merespons hal-hal yang dilihatnya di dunia maya. Terkadang media sosial membuat kita menjadi insecure, baper, dan sulit menerima kondisi saat ini.

Pelarian dari kondisi negatif akibat persepsi yang terdistorsi tersebut, biasanya adalah hidup dalam kepura – puraan. Demi menjaga gengsi, seseorang membutuhkan peran yang bisa membuatnya diakui. Dan, peran-peran tersebut sayangnya sering menuntut gaya hidup tinggi, yang membuat pelakunya memaksakan diri.

Sayangnya ada banyak orang di zaman sekarang yang agaknya lebih berani menempuh kesulitan hanya demi memenuhi gengsi. Mereka berani berutang untuk membiayai gaya hidup. Berani berbohong atau melakukan tindakan tercela, yang pada akhirnya merugikan diri sendiri. Misalnya, bagi kalangan berduit, mungkin tidak jadi masalah besar untuk membeli secangkir kopi di St*rbucks setiap hari. Namun, bagi orang-orang yang memaksakan diri untuk mengikuti gaya hidup, maka itu akan berakhir menjadi sebuah masalah.

Padahal, kebutuhan hidup sebenarnya relatif murah dan bisa dipenuhi dengan cara yang sederhana. Hanya saja gengsi kitalah yang membuatnya jadi mahal. Gengsi yang berlebihan menjadikan hidup terasa lebih berat, karena kita selalu merasa tidak puas dengan apa yang sudah kita miliki sehingga terus saja menuntut diri sendiri untuk bekerja keras.

Jika Anda sudah merasa kewalahan menghadapi gengsi yang melampaui batas, buku ini cocok untuk jadi teman Anda. Sebuah buku yang penuh inspirasi dan sarat makna, mengajak kita untuk merenungkan hakikat kehidupan sederhana tanpa terbebani oleh gengsi. Kisah-kisah di dalamnya, menjadi bukti bahwa Anda tidak sendiri.

Kita memang pernah melakukan kesalahan di masa lalu. Namun, masa lalu akan bergerak menjauh dan kita hanya bisa mengenangnya untuk dijadikan pelajaran penting. Lewat membaca buku “Hidup Itu Murah, yang Mahal Gengsi Kita”, kita akan menemukan kebijaksanaan yang sejati—bahwa “orang bijak, tidak hidup di masa lalu ataupun di masa depan. Ia berada di masa sekarang untuk mengubah diri menjadi lebih baik.” Dengan menggali cara pandang baru, kita diajak melepas gengsi demi hidup yang lebih ringan, penuh makna, dan sesuai dengan siapa diri kita sesungguhnya.

Segera temukan buku ini di koleksi terbaru Perpustakaan Umum Kota Malang dan temukan inspirasi baru dalam setiap halamannya.

Semoga bermanfaat

Related Articles

Back to top button